Minggu, 13 Agustus 2023

Suspensi Dasar

 DASAR SISTEM SUSPENSI

 

Konstruksi dan cara kerja system Suspensi

1).  Pengertian Suspensi

Suspensi adalah mekanisme yang ditempatkan diantara body atau rangka dan roda-roda yang berfungsi untuk melindungi. Kendaraan penumpang dan muatan dan kegiatan-kegiatan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan yang tidak rata serta membuat kenikmatan bagi penumpang.

System Suspensi ini terdiri dari bagian-bagian yang mencegah kejutan-kejutan yang dituimbulkan oleh keadaan jalan yang terus ke body dan termasuk bagian-bagian seperti upper arm, lower arm, pegas(spring) peredam kejutan (shock absorber) dan stabilizer bar.

Istilah kejutan atau getaran yang ditimbulkan oleh jalan dan kualitas mengendarai mobil yang selalu ada adalah sprung weight dan unsprung weight.

Body ditopang oleh pegas. Berat body dan lain-lainnya yang ditopang oleh pegas-pegas disebut sprung weight. Selainnya, roda-roda dan poros serta komponen otomobil lainnya yang tidak ditopang oleh pegas disebut unsprung weight.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari suatu kendaraan akan menjadikannya makin baik karena tendensi body untuk terguncang akan menjadi berkurang. Sebaliknya unsprung weight yang terlalu besar cenderung menyebabkan body mudah terguncang.

Oskilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama body berpengaruh besar pada kenikmatan kendaraan.


Pitching adalah oskilasi turun-naik bagian depan dan belakang berhubungan dengan titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi kususnya bila kendaraan melalui jalan yang kasar yang banyak berlubang. Pitching juga lebih mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah dibandingkan yang pegasnya lebih keras.

Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang bergelombang. Salah satu pegas satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainnya mengkerut. Hal ini mengakibatkan body berputar (Rolling) dalam arah yang lurus (dari sisi ke sisi).

Bounching adalah gerakan naik-turunnya body kendaraan secara keseluruhan. Bila kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang bergelombang, maka seolah-olah terjadi gerakan naik-turun. Juga mudah terjadi bila keadaan pegas-pegas lemah

Yawing adalah gerakan body kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap titik tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching seperti juga terjadi yawing.

Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan mempunyai fungsi sbb :

§  Selama kendaraan berjalan bersama-sama dengan ban, menyerap berbagai macam getaran, oskilasi dan kejutan yang diterima kendaraan disebabkan kondisi permukaan jalan yang tidak rata, untuk melindungi penumpang dan barang muatan dan menambah stabilitas kendaraan

§  Meneruskan gaya gerakan dan gaya pengereman yang diakibatkan adanya pergesekan antara permukaan jalan dan roda-roda ke chassis dan body.

§  Menopang body pada poros-poros (axle) dan menjaga hubungan geometris yang berhubungan dengan body dan roda-roda.

 

 

 

 

 

2) Jenis-jenis Suspensi



Suspensi dapat dibagi dalam 2 tipe, berdasarkan perbedaan konstruksi dan karakteristik masing masing tipe adalah sebagai berikut :

a).  Suspensi Rigid (Rigid Axle Suspensi)

Pada suspensi rigid roda kiri dan kanan dihubungkan oleh satu poros (axle) dan banyak digunakan pada suspensi depan dan belakang kendaraan niaga (truck) juga suspensi belakang mobil penumpang.

Hal ini karena konstuksinya kuat dan sederhana.

Suspensi poros rigid memiliki karakteristik :

§ Jumlah komponen suspensinya sedikit dan konstruksinya sederhana, dan perawatannya mudah

§ Cukup kuat untuk operasi yang berat (heavy-duty)

§ Bila membelok kemiringan body sedikit

§ Perubahan alignment sedikit dengan turun naiknya roda roda. Dengan demikian keausan ban akan berkurang

§ Kenikmatan kendaraan berkurang karena unsprung weight-nya besar

§ Adanya gerakan roda kiri dan kanan saling mempengaruhi, maka akan mudah mudah terjadi getaran dan oksilasi.


a).Suspensi Independent

Pada suspensi independent roda kiri dan kanan tidak dihubungkan oleh satu poros (axle) Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempeng-aruhi.

Digunakan pada suspensi depan mobil penumpang dan truck kecil juga suspensi belakang mobil penumpang.



Karakteristik suspensi model bebas (independent suspension) adalah sebagai berikut :

§ Unsprung Weight dapat dijaga agak rendah dan karakteristik cengkeraman roda-roda pada jalan akan menghasilkan kenikmatan berkendara yang baik dan stabil.

§ Pada suspensi model bebas, pegas-pegas hanya menopang dan tidak membantu memposisikan roda-roda (sehingga diperlukan linkage)

§ Karena tidak ada hubungan antara roda kiri dan kanan, maka lantai dan posisi engine mounting dapat diperendah. Ini berarti titik berat kendaraan menjadi rendah dan ruang penumpang serta ruang bagasi akan menjadi lebih luas.

§ Konstruksinya agak rumit

§ Tread dan alignment berubah dengan adanya gerakan roda-roda yang turun-naik.

Suspensi Independent digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :

(1) Model Macpherson Strut

Suspensi ini banyak digunakan pada sistem suspensi model bebas (independent suspension) untuk roda depan mobil ukuran kecil dan sedang. Tipe ini juga digunakan pada roda belakang mobil tipe FF (Front engine, Front Wheel Drive), contohnya pada Daihatsu Taruna.


Karakteristik

§ Konstruksi suspensi relatif sederhana

§ Komponennya lebih sedikit dan ringan, maka unsprung weight dapat berkurang.

§ Karena suspensi ini hanya memerlukan tempat yang sedikit, maka ruang mesin dapat ditambah.

§ Jarak antara titik penyangga suspensi besar, sehingga sedikit pengaruhnya pada front wheel alignment disebabkan salah pemasangan. Dan hanya diperlukan penyetelan alignment toe-in saja.

      

(2)  Tipe Macpherson dengan Lower Arm Berbentuk L

Suspensi tipe ini mempunyai keuntungan dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga tidak perlu menggunakan strut bar


Gambar 1.5 Model Macpherson dengan lower arm berbentuk L

(2)  Tipe Double Wishbone dengan Pegas Coil

Suspensi tipe ini digunakan pada mobil penumpang


Gambar 1.6 Model Double Wishbone dengan Pegas Coil

(2)  Tipe Double Wishbone dengan Batang Torsi

Suspensi tipe ini digunakan pada mobil penumpang dan truck kecil. Batang torsi dipasang pada upper atau lower arm.

                       Gambar 1.6 Model Double Wishbone dengan Batang Torsi

Karakteristik

Geometri letak arm yaitu panjang, posisi dan sudut-sudut arm akan menentukan bagian-bagian roda bila membelok atau melalui tonjolan. Bagian ini berpengaruh pada kemudi, cengkeraman pada jalan dan keausan pada ban. Bila upper dan lower arm sejajar dan sama panjangnya, roda-roda tidak akan miring pada waktu naik dan turun. Ini akan menyebabkan tread (jarak antara roda kiri dan kanan) berubah, yang mengakibatkan membeloknya roda-roda tidak lembut dan keausan ban akan berlebihan.

Sebagian besar sistem suspensi modern, arm dibuat tidak sejajar dan berbeda panjangnya. Ini menyebabkan roda-roda sedikit miring kedalam ketika melalui tonjolan, tetapi tread tidak berubah dan meningkatkan kemampuan membeloknya, karena roda bagian luarnya sebagai roda yang menghasilkan daya belok yang lebih besar dan pada roda bagian dalam pada posisi hampir tegak lurus dengan jalan, dengan demikian kemampuan mencengkeram jalan menjadi lebih baik.


Gambar 1.7 Karakteristik suspensi model Wishbone

(2)  Tipe Double Wishbone dengan Pegas Daun

Ø  Under Slung Parallel Leaf Spring

Leaf spring (pegas daun) terletak di bawah axle housing. Tipe ini biasa digunakan pada kendaraan niaga (truck). Gambar di bawah

menunjukkan suspensi depan truck dengan 4 penggerak roda (4 wheel drive).



Gambar 1.8 Model Double Wishbone pegas daun dibawah

 

Ø  Over Slung Parallel Leaf Spring

Gambar di bawah menunjukkan suspensi depan truck dengan penggerak roda belakang.


Gambar 1.9 Model Double Wishbone pegas daun diatas

3) Komponen-komponen suspensi


a)  PEGAS ( dijelaskan pada modul khusus )

c)  Shock Absorber ( dijelaskan pada modul khusus )

d)  Ball Joint

Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga se-bagai sumbu putaran roda saat ken-daraan membelok.

Sambungan peluru (ball joint) pada kendaraan merupakan bagian dari suspensi.

Ball joint pada kendaraan ada 2 jenis

-      Ball joint jenis yang dapat diganti gemuk (gerease)

-      Ball joint jenis yang tidak diganti gemuk

Konstruksi dan bahan untuk keduanya berbeda, sedangkan penggunaannya pun tergantung pada beban yang harus dipikul masing-masing ball joint tersebut.

Ball joint jenis pembawa beban dapat dilihat pada gambar.



Pada gambar tersebut ball joint bagian atas menerima beban. Beban tersebut diperoleh dari roda kemudian diterima oleh spindel dan diteruskan ke ball joint bagian atas dan bagian bawah tidak menerima beban.

Pada gambar dibawah ini kedua ball joint, atas dan bawah menerima beban dari roda atau diteruskan melalui spindel ke ball joint.


Ø  Pelumas Ball Joint

Pada bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan yang setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base

Pada tipe ball joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.

e)   Stabilizer Bar

Stabilizer (sway bar atau anti roll bar), yang mencegah bergoyangnya kendaraan kearah sisi.


Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kenda-raan akibat gaya sentrifugal saat kendaraan membelok.

Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tem-pat melalui bushing.

 

Gambar 1.39  Konstruksi Stabilizer



Cara Kerja

Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring mengembang dan pegas roda bagian dalam (inner spring) tertekan akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena ujung satunya bergerak ke atas dan lainnya ke bawah.

Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang aman.



























 









 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan unggulan

Buku Hobies

 Konversi mesin bahan bakar bensin menjadi bahan bakar elpiji Bab I: Pendahuluan   1.1 Latar Belakang   Pertumbuhan populasi pendudu...

Postingan populer