Minggu, 14 Januari 2024

Cairan semir ban dari limbah

 
Membuat cairan penghitam ban luar / semir ban mobil / motor


Alat :
Palu
Plat besi
Gerinda potong
Tang
Obeng
Wadah plastik / besi
Botol plastik kecil
 
Bahan:
Batu baterai bekas berbagai ukuran
Sabun cair / sunlight dll

      Cara pembuatan :
1.      Gerinda ujung2 baterai sekitar 2 mm
2.      Gerinda sisi samping bodi baterai memanjang
3.      Pisahkan serbuk baterai dengan inti baterai menggunakan obeng
4.      Ambil inti baterai lalu geruslah dengan halus menggunakan palu dan plat besi
5.      Setelah halus sekali siapkan bak / wadah plastik untuk menampung serbuk inti baterai
6.      Campurlah serbuk inti baterai dengan sabun cair secukupnya
7.      Bila perlu tambahkan air untuk mengencerkan campuran cairan tersebut agar cukup untuk 1 botol plastik.
8.      Kemaslah sebaik dan semenarim mungkin.
 
Cara Penggunaan cairan semir ban :
1.      Siapkan cairan semir ban dan majun
2.      Ambil / tuang cairan semir ban ke majun sambil tambahkan air seperlunya
3.      Oleskan cairan semir ban di majun ke lapisan sisi samping ban mobil atau motor
4.      Sampai berwarna hitam
5.      Selamat mencoba

Sabtu, 13 Januari 2024

MATERI : 11.11. menganalisis kesesuaian produk ( standar produk)

 MATERI PENGUJIAN DAN EVALUASI PRODUK/JASA

  1. PENGUJIAN PRODUK
  2. Hakikat Pengujian Produk

Pengujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran,sebelum sebuah produk dipasarkan perlu dilakukan pengujian produk terlebih dahulu.Pengujian produk dilakukan degan pengukuran terhadap sifat dan kinerja produk tersebut sesuai standar tertentu.

Proses pengukuran sifat atau kinerja suatu produk inilah yang disebut dengan pengujian produk.Jadi pengujian produk adalah segala proses yang dilakukan oleh seorang peneliti,baik melalui pengukuran kinerja, keamanan, kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan.

Bagi produsen,hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya.Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran produk baru.Data hasil pengujian produk dapat digunakan sebagi rujukan ang tepat agar mendapatkan lisensi untuk proses produksi dan penjualan.

 

  1. Tujuan Pengujian Produk

Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi berbagai tujuan,antara lain :

  1. Memastikan  produk  tersebut  telah  memenuhi  persyaratan  spesifikasi, regulasi dan kontrak sesuatu produk;
  2. Memastikan produk sudah berjalan sesuai dengan standarna melalui pembuktian demonstrasi produk;
  3. Menyediakan   data   standar   bagi   kepentingan   ilmiah,   teknik   dan   kegiatan penjaminan mutu;
  4. Menetapkan kesesuaian produk dengan penggunaan akhir;
  5. Sebagai  dasar untuk komunikasi teknis suatu produk 
  6. Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain
  7. Sebagai  bukti  dalam  proses  hukum  seperti  pertanggungjawaban  produk,  hak paten,klaim produk dan lain sebagainya;
  8. Membantu memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk;
  9. Membantu mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi

 

  1. Kegunaan Pengujian Produk

Besarnya  nilai  pengujian  produk  bagi  perusahaan  ditunjukkan  oleh  banyaknya kegunaan pengujian produk. Adapun kegunaan dari pengujian produk adalah :

  1. Meningkatkan kinerja produk dan kepuasan pelanggan;
  2. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing ;
  3. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan;
  4. Memberikan pedoman yang  tepat  terkait  masalah  harga,nama  merk, kualitas kemasan produk;
  5. Dapat memantau kualitas produk dari berbagai pabrik dari tahun ke tahun dan jalur distribusinya;
  6. Memberikan  gambaran daya terima konsumen terhadap produk tersebut.

 

  1. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk

Bahwa pengujian produk terkait erat dengan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen dalam pemakaian produk.Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan kepentingan  konsumen  itu  sendiri  tapi  juga  melibatkan  pemerintah yang melindungi konsumen.Adapun pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut :

1. Pemerintah 

Peran  pemerintah  disini yaitu dengan  mengeluarkan  undang  – undang  yang mewajibkan produsen menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk. Pemerintah terus mengadakan peningkatan mutu produk   dengan menerbitkan  suatu  rangkaian  standar  secara  nasional  yaitu  SNI  (Standar Nasional Indonesia.

2. Perusahaan

Peran perusahaan dalam pengujian produk yaitu menyediakan produk dan layanan sesuai dengan industry.Produseen dapat menerapkan beberapa standarisasi, baik yang bersifat fakultatif ( standar yang dibuat oleh perusahaan sendiri ) ataupun standar wajib ( standar produk yang ditentukan melalui peraturan pemerintah )

3. Organisasi Konsumen

Peran  oranisasi  konsumen  yaitu  sebagai  perakilan  kepentingan  konsumen kepada produsen dan pemerintah. Ketika pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar kualitas suatu produk,maka organisasi konsumen beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen.

  1. Persyaratan Pengujian Produk

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

Pendekatan Sistem

Metode dan prosedur pengujian produk harus memiliki system yang standar sehingga setiap produk yang sejenis diuji dengan menggunakan cara yang sama.Termasuk dalam hal – hal sebagai berikut:

  1. Produk yang disiapkan harus sama,baik kemasan dan pengkodean
  2. Kuesioner yang diajukan harus sama
  3. Rencana sampling yang sama
  4. Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama

Data Normatif

Pengujian  produk  dilakukan  secara  berkelanjutan dari  waktu  ke waktu.Tujuannya untuk membangun data base normative sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai.

Perusahaan Penelitian yang Sama

Ada baiknya produsen menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan smua pengujian produknya.Hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang persis sama.

Uji Lingkungan Nyata

Adalah pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tempat nantinya produk tersebut akan digunakan.Jika produk tersebut digunakan di kantor maka produk   tersebut harus diuji oleh orang- orang yang bekerja di kantor.

Populasi Sampel yang Relevan

Sampel  merupakan  variable penting dalam pengujian produk.Apabila produk baru atau produk   yang memiliki pangsa pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merk dari pasar tersebut.

Variabel Kritis

Kegunaan dan kualitas produk harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari produsen. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen? dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk? Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang system pengujian produk yang akurat .

Tindakan Konservatif

Rumusan produk mapan sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi  terhadap  formulasi baru. Bila  produsen  telah  yakin  memiliki  produk yang lebih baik, usahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu.Hal ini bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang. Selanjutnya, distribusikan produk ke semua pangsa pasar. Semakin  kecil  pangsa  pasar, akan  semakin  besar pula  resiko yang  bisa diambil dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.

 

  1. STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK
  1. Pengertian Standarisasi Dan Sertifikasi Produk

Istilah dari standarisasi berasal dari kata standar yang memiliki arti satuan ukuran dan dapat digunakan sebagai dasar pembanding kualitas, kuantitas, nilai, dan hasil karya yang nyata. Dalam arti yang luas, standar menunjukkan spesifikasi dari suatu produk, bahan, maupun proses. Standarisasi diimplementasikan pada saat sebuah perusahaan menghasilkan dan mengeluarkan sebuah produk ke pasaran. (sumber : https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi).

Sebagai contoh,apabila  produsen  akan  memproduksi  kran  air  sebaiknya  ukuran  kran  yang disuat mengikuti standar dari ukuran pipa air yang ada. Produsen bisa membuat kran dengan ukuran ¼ inci atau ½ inci sesuai dengan ukuran pipa air yang sering digunakan konsumen.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 PP NO. 102/2000 tentang Standar Nasional,Standarisasi   adalah   proses merumuskan, menetapkan, menerapkan   dan merevisi standar yang dilakukan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak. Dengan kata  lain, standarisasi  dapat  diartikan  sebagai  penetapan  norma  dan  aturan  mutu produk yang ditetapkan bersama dengan tujuan menghasilkan produk dengan mutu yang dapat dideskripsikan dan diukur dengan perolehan mutu yang seragam.

Sedangkan pengertian sertifikasi menurut Pasal 1 angka 11 PP Standar Nasional adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan jasa.Lebih lanjut,Pasal 1 angka 12 menyebutkan bahwa pengertian sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga /laboratorium yang telah terakreditasi untuk menyatakan bahwa barang,jasa,proses,system atau personal telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. 

  1. Badan Pengatur Standarisasi Produk Nasional

Untuk menetapkan standar pengujian produk tentu harus ada pakem yang bias diuji secara secara universal dan harus membawa manfaat secara teknologi, ekonomi, dan social.

Pada dasarnya standarisasi harus memuat dua hal yaitu standar teknik dan standar manajemen.Standar teknik adalah serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan meliputi bahan, produk dan layanan. Jika bahan,produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dinilai tidak memenuhi spesifiksi standar. Sedangkan standarisasi manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, system manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan.

Standarisasi nasional merupakan salah satu instrument regulasi teknis yang dapat melindungi  kepentingan  konsumen nasional  dan  produsen  produk  dalam negeri.Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standarisasi dapat mencegah beredarnya barang - barang yang tidak bermutu dan berbahaya di pasar domestik serta mencegah masuknya barang impor yang bermutu rendah.

Untuk mencegah hal tersebut menjadi tanggung jawab Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk membina, mengembangkan serta mengkoordiasi kegiatan di bidang standarisasi secara nasional.

BSN  berkedudukan  di  bawah    dan  bertanggung  jawab  kepada  Presiden  melalui menteri  yang  mengkoordinasikan.  BSN  sebagai  lembaga  pemerintah  bertanggung jawab untuk merumuskan dan mengembangkan standar di Indonesia mengacu pada yang ditetapkan  oleh  badan  dunia  seperti  ISO, CODEX  Alimentarius,  dan  standar regional serta standar nasional lainnya.

Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standarisasi Nasional;
  2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;
  3. Fasilitas   dan   pembinaan   terhadap   kegiatan   instansi   pemerintah   di   bidang standarisasi Nasional;
  4. Penyelenggaraan pembinaan kerja sama dalam negeri dan internasional di bidang standarisasi;
  5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasiumum di bidang perencanaan umum ketatausahaan,organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Sedangkan kewenangan BSN sebagai lembaga penentu standarisasi produk nasional sebagai berikut:

  1. Penyusun rencana nasional secara makro di bidangnya;
  2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
  3. Penetapan system informasi di bidangnya;
  4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
  • Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang standarisasi nasional;
  • Perumusan dan penetapan kebijakan system akreditasi lembaga sertifikasi,lembaga inspeksi dan laboratorium;
  • Penetapan SNI;
  • Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;
  • Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.

 

  1.  EVALUASI DAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK
  2. Pengertian Evaluasi Produk

Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran.Untuk menghasilkan barang yang bermutu, perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas.Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk   kemudian   dicari   penyebabnya   dan   segera   dilakukan perbaikan.

Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

Adapun factor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994),antara lain meliputi aspek sebagai berikut :

  • Reputasi  produk  serta  tanggung  jawab  perusahaan  terhadapnya.Dalam  hal  ini konsumen melihat kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.
  • Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap  yang  merupakan  fasilitas  tambahan  yang  menambah  fungsi  dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan.
  • Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan.Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.
  • Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
  • Daya tahan (durability) berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan.Biasanya  karakteristik  ini  berhubungan  dengan  ukuran  masa  pakai suatu produk.
  • Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi,kenyamanan,mudah direspirasi serta penanggulangan keluahan yang memuaskan.
  • Estetika (estebility) merupakan karakteristik yang bersifat   subjektif  sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi.
  • Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif,berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri,biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi.

 Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk

Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kualitas produk pesaing

Minimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing.

Manfaat akhir dari produk

Apakah  produk  tersebut  sebagai produk  akhir atau produk  perantara untuk diproduksi lebih lanjut

Keseimbangan antara harga dan kualitas

Perusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk.Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi,bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super.

Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan.Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi.ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian  dari manajemen kualitas yang  berfokus  pada pemenuhan  standar  kualitas suatu produk”.

 3.   Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan,baik bahan,tenaga,waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki  kesalahan  –  kesalahan  yang  pernah  terjadi  sebelumnya,pada  saat maupun setelah proses produksi.Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Masukan

Kualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan ( input) produksi,baik bahan baku atau pendukung,tenaga kerja,maupun peralatan produksi yang digunakan.Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang  digunakan  diseleksi  secara  ketat  serta  fasilitas  atau  perlengkapan produksi dipilih secara cermat.

2. Pendekatan Proses

Pendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan.Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka   pahami   dengan   baik sehingga   mereka   bekerja   sesuai pedoman. Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki.

3. Pendekatan Keluaran

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan,yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk.Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan  terhadap fasilitas penyimpangan produk  akhir,setiap produk akhir ( keluara ) akan diperiksa untuk melihat kesesuiaannya dengan standar yang telah ditetapakan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk.

 4.   Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut :

  • Tercapainya   efesiensi,dikarenakan   tidak   ada   pemborosan   bahan   baku   atau pendukung,waktu dan tenaga kerja.
  • Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah.
  • Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin.
  • Manfaat  bagi  konsumen  adalah  konsumen  merasa  puas  karena  memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

 5.   Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk

Berikut  ini  beberapa  langkah  yang  bisa  diambil  perusahaan  dalam  melakukan evaluasi produk,antara lain :

  • Evaluasi  pada  kualitas produk,yaitu dengan  melakukan  pengendalian  mutu  atau quality  control, mencari cacat produk dan  segera  melakukan perbaikan. Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk, mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen.
  • Evaluasi terhadap persepsi karyawan.Mengevaluasi persepsi karyawwan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas.
  • Evaluasi tingkat kerusakan produk.Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan,seperti kualitas bahan yng digunakan tidak sesaui dengan standar,keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai.

Setelah  diperoleh  hasil  dari  analisis  tersebut  dapat  digunakan  sebagai  evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mecanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan,termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.

 

MATERI : 11.8. Perencanaan proses produksi

Memahami urutan tahap perencanaan proses produksi yang tepat dapat membantu proses manufaktur untuk menghemat biaya, waktu, serta tenaga. Kamu dapat menghindari hambatan selama proses produksi dengan mempersiapkan terlebih dahulu berapa banyak barang yang akan diproduksi serta bahan apa saja dan berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.

Sebelum melakukan proses produksi, pastikan kamu telah mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan. Apalagi, proses persiapan tersebut merupakan salah satu tahapan perencanaan produksi. Agar dapat menerapkannya dengan baik, simak penjelasan mengenai pengertian dari proses produksi, tujuannya, jenisnya, serta tahapannya berikut ini.

 


Apa Pengertian Perencanaan Produksi?

Perencanaan produksi adalah suatu perencanaan strategis yang dilakukan oleh suatu produsen atau perusahaan ketika akan memproduksi sebuah barang atau jasa. Perencanaan tersebut antara lain: memastikan produk yang dibuat, volume dan kapasitas produksi, bahan yang dibutuhkan, penjadwalan, dan lain-lain.

Baca Juga: Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya

Perencanaan selama produksi juga merupakan panduan untuk pengembangan desain dan produksi barang atau jasa tertentu. Selain itu, jika sebuah perusahaan melakukan perencanaan produksi terlebih dahulu, maka proses manufaktur akan lebih efisien.

Apa Tujuan Perencanaan Produksi?

Perusahaan dapat memantau proses produksi, mengidentifikasi masalah, mengirimkan produk secara tepat waktu, serta menghindari eskalasi masalah jika mereka melakukan perencanaan produksi yang efektif.

Pada akhir perencanaan, perusahaan akan memiliki informasi yang merinci mengenai ketersediaan produk, proses produksi, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya, informasi akan dihasilkan dalam spreadsheet atau laporan formal lainnya.

Baca Juga: Contoh Perencanaan Agregat pada Perusahaan yang Bisa Diterapkan

Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari perencanaan produksi:

·         Meminimalkan kelebihan dan pemborosan yang terkait dengan pembelian bahan produksi.

·         Mengefisiensikan penggunaan bahan, alat, dan sumber daya.

·         Penggunaan waktu dan peralatan karyawan secara efektif.

Perencanaan produksi yang baik dan tepat akan meningkatkan kualitas produk itu sendiri. Peningkatan kualitas produk akan memberikan kepuasan bagi konsumen jika dilakukan secara konsisten.

Produksi yang direncanakan juga akan memperbaiki lingkungan kerja bagi tenaga kerja karena tidak ada tekanan yang berlebihan di tempat kerja. Beban kerja yang telah ditentukan juga memungkinkan tenaga kerja untuk memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik.

Apa Saja Jenis Perencanaan Produksi?

Setelah mengetahui pengertian dan tujuan dari perencanaan produksi, berikut adalah jenis-jenis perencanaan produksi yang perlu kamu ketahui:

1. Metode Pekerjaan

Metode pekerjaan mengacu pada perencanaan dan proses manufaktur untuk setiap barang. Metode jenis ini disebut juga dengan project-based production, di mana proses ini banyak digunakan untuk produksi on demand.

Tergantung pada pekerjaannya, perencanaan produksi manufaktur dapat dilakukan lebih cepat daripada yang direncanakan jika sistem yang otomatis banyak digunakan. Hambatan selama proses produksi dapat diantisipasi dan dihindari jika perusahaan mendiskusikan proses produksi terlebih dahulu.

2. Metode Batch

Metode perencanaan produksi batch adalah proses pembuatan produk secara berkelompok. Tipe ini memungkinkan tim manajemen untuk memantau secara ketat setiap proses produksi, sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. Pemantauan yang dilakukan memungkinkan kesalahan atau masalah pada batch sebelumnya dapat diperbaiki pada batch berikutnya.

Kamu perlu memerhatikan jika ada mesin atau peralatan yang mampu menangani produksi dalam jumlah yang lebih banyak dari yang lain. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan atau penundaan saat menggunakan metode batch. Mengatur dan mempertimbangkan kapasitas dari setiap mesin atau alat yang digunakan adalah hal yang wajib dilakukan setiap perusahaan.

3. Metode Aliran

Metode perencanaan produksi aliran berkaitan dengan hubungan di setiap tahap manufaktur dan langkah-langkah untuk mencegah kemacetan atau penundaan. Metode ini sering melibatkan standardisasi menyeluruh dan kontrol kualitas yang intensif.

Metode ini paling baik diterapkan pada produk yang diproduksi secara individual daripada dalam batch, tetapi tidak memerlukan desain khusus untuk setiap item. Saat merencanakan jenis perencanaan produksi ini, sangat penting untuk mengingatkan inventaris untuk menghindari penundaan pada tahap apa pun.

4. Metode Proses

Metode proses adalah jenis perencanaan produksi yang melibatkan transisi dari satu tahap manufaktur ke tahap berikutnya berjalan semulus mungkin dengan otomatisasi yang signifikan. Cara ini biasanya sangat berguna untuk produk bahan cair yang tidak dijual terpisah.

Perencanaan produksi dengan metode ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk memastikan produk memenuhi standar pada setiap tahap produksi. Ini karena kesalahan akan memengaruhi produk lain secara signifikan. Perencanaan produksi akan melibatkan karyawan dan peralatan untuk memantau produk dengan cermat.

5. Metode Produksi Massal

Metode produksi massal mirip dengan jenis perencanaan produksi aliran, tetapi biasanya mencakup lebih banyak otomatisasi dan jalur khusus untuk menghasilkan satu produk guna mengurangi waktu yang diperlukan untuk pergantian. Perencanaan produksi ini akan membantu perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak produk dengan cepat.

Cara ini berbeda dengan tipe batch karena tidak harus melalui tahapan-tahapan tertentu secara berkelompok. Saat merencanakan produksi massal, sangat penting untuk memperkirakan dengan tepat permintaan produk yang mungkin terjadi. Metode massal dapat membuat produk dengan cepat, tetapi dengan perencanaan yang baik perusahaan dapat menghindari kelebihan produksi.

Apa Saja Urutan Tahap Perencanaan Proses Produksi?

Untuk dapat melaksanakan perencanaan produksi dengan lancar dan tepat, ada empat tahapan yang menjadi elemen penting. Berikut adalah  empat urutan tahap perencanaan proses produksi yang perlu kamu ketahui.

1. Routing

Routing atau perutean merupakan tahapan perencanaan produksi pertama yang menentukan jalur di mana bahan baku akan diproses di perusahaan. Setelah mengikuti urutan yang ada, bahan mentah akan diubah menjadi produk jadi. Pengaturan waktu untuk setiap tahapan sangat penting karena dapat mengukur seluruh durasi proses produksi. Bisa dikatakan, rutinitas dalam manufaktur menunjukkan urutan kerja dan proses operasional.

Tahap ini akan lebih fokus pada kuantitas dan kualitas bahan yang akan digunakan, daripada sumber daya yang terlibat (tenaga kerja, mesin, dan bahan), proses operasional, dan lokasi produksi. Perutean akan mengatur “Bagaimana”, “Apa”, “Berapa”, dan “Di mana” untuk bisa berproduksi di perusahaan manufaktur. Secara sistematis tahapan-tahapan tersebut akan menjadikan proses dan pemanfaatan sumber daya secara optimal sehingga menghasilkan produk yang terbaik.

2. Penjadwalan

Penjadwalan merupakan tahap selanjutnya dari perencanaan produksi yang menekankan pada waktu operasional yang harus diselesaikan. Tujuan dari tahapan ini adalah memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan seluruh proses produksi.

Perusahaan menggunakan berbagai jenis penjadwalan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3. Pengiriman

Tahap pengiriman akan memastikan bahwa proses operasional dilakukan dengan lancar dan sukses, dan semua data telah dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Pengiriman pesanan sesuai jadwal termasuk dalam tahap perencanaan produksi ini. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk dalam pengiriman:

·         Menyediakan bahan atau peralatan yang dibutuhkan untuk produksi

·         Memberikan arahan atau deskripsi untuk memulai proses produksi

·         Menyimpan catatan dari awal hingga akhir produksi

·         Prosedur kontrol

·         Kelola pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya

4. Follow Up

Follow up atau tindak lanjut adalah tahap terakhir untuk menemukan kesalahan atau cacat produk, hambatan, dan kesalahan sepanjang proses produksi. Pada tahap perencanaan produksi ini, tim terkait akan mengukur kinerja aktual dari keseluruhan proses dan membandingkannya dengan harapan.

Forwarder atau stock chaser bertanggung jawab untuk melakukan proses tindak lanjut. Selama proses produksi, kemungkinan kamu akan menemui kendala seperti kerusakan mesin. Tindak lanjut akan mendorong kelancaran produksi dengan meminimalkan kerusakan.

Perusahaan yang berbeda mungkin menggunakan prosedur, perangkat lunak, dan proses yang berbeda untuk perencanaan produksi. Namun, semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar produksi berjalan lancar. Perencanaan yang baik akan memengaruhi perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

Jika kamu berminat untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik ini, kamu bisa mempelajari kursus manajemen operasional di GreatNusa. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website resmi kami di sini. Semoga artikel tentang urutan tahap perencanaan proses produksi ini dapat membantumu.

  

Cairan semir ban dari limbah

  Membuat cairan penghitam ban luar / semir ban mobil / motor Alat : Palu Plat besi Gerinda potong Tang Obeng Wadah plastik / besi Botol pla...