Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Otomotif
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang Otomotif –
Dalam bidang otomotif K3 atau keselamatan dan kesehatan kerja dalam bekerja
benar-benar dibutuhkan. Baik pada hal perawatan atau pembaruan kendaraan.
Tetapi sebetulnya apa sich keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang
otomotif itu?
Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bedasarkan Mangkunegara (2002)
berkenaan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pertimbangan dan usaha untuk
jamin kesatuan dan kesempurnaan jasmaniah atau rohaniah secara eksklusif untuk
tenaga kerja, dan biasanya untuk manusia, dan sebagai hasil kreasi dan budaya
untuk ke arah warga adil dan makmur.
Di tiap tempat kerja atau industri
tentu saja ada satu standard K3 yang diaplikasikan membuat perlindungan tiap
karyawan yang bekerja pada tempat kerja itu.
K3 atau kependekkan dari kata
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebuah konsep membuat perlindungan keselamatan
dan kesehatan semua karyawan yang melakukan satu tugas supaya terbebas dari
kecelakaan dan penyakit kerja, dan supaya membuat tugas bisa jalan dengan efektif
dan aman.
Tujuan K3
Tujuan khusus dari implementasi K3
dilingkungan tempat kerja sudah ditata dalam Undang-Undang, persisnya pada
Undang-Undang no 1 tahun 1970 mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, yakni :
- Membuat
perlindungan dan jamin keselamatan tiap tenaga kerja dan orang yang lain
ada di tempat kerja.
- Jamin
tiap sumber produksi (perlengkapan-peralatan kerja) bisa dipakai secara
aman dan efektif.
- Tingkatkan
kesejahteraan dan keproduktifan kerja.
Fungsi K3
Diaplikasikannya K3 dalam tempat
kerja mempunyai fungsi salah satunya adalah :
- Sebagai
dasar untuk melakukan analisis dan peniliakan akan ada risiko dan bahaya
untuk kesehatan dan keselamatan pada tempat kerja.
- Menolong
memberinya anjuran dalam rencana tugas, proses kerja dan design tempat
kerja.
- Sebagai
dasar untuk mengawasi kesehatan dan keselamatan karyawan pada tempat
kerja.
- Memberinya
anjuran berkenaan info, pembelajaran dan training berkenaan kesehatan dan
keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja.
- Sebagai
dasar untuk membikin design mengenai pengaturan bahaya.
- Sebagai
referensi saat lakukan pengukur keefektifan perlakuan pengaturan bahaya
dan program pengaturan bahaya.
Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan
kerja
Dalam implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di atas lapangan, harus
dipahami jika tujuan diaplikasikan K3 adalah untuk menghindar terjadi
kecelakaan kerja. Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan kecelakaan kerja
yakni :
1. Bahaya (Hazard) adalah segala
hal kondisi atau perlakuan yang mempunyai potensi untuk mengakibatkan
kecelakaan (cedera pada manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan
sekitar), cedera atau kerusakan tidak terjadi jika tidak ada contact langsung.
2. Risiko (Risk) adalah peluang
kecelakaan yang bisa muncul karena satu bahaya, selanjutnya dapat memacu satu
kejadian.
3. Kejadian (Incident) adalah satu
peristiwa yang tidak diharapkan yang bisa menyebabkan cidera pada manusia atau
kerusakan pada alat/proses/sekitar lingkungan (nyaris nahas).
4. Kecelakaan (Accident) adalah
satu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak tersangka yang bisa memunculkan
rugi material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cedera, korban jiwa,
kerusuhan produksi. Kecelakaan tidak harus ada selalu korban manusia atau
kerusuhan, yang terang imbas dari kecelakaan akan memunculkan rugi. Tiap kecelakaan
yang terjadi karena factor pemicu seperti berikut :
a) Unsafe Condition
(Keadaan yang tidak aman)
Contoh-contoh keadaan yang tidak
aman di antara lain;
- Perlengkapan
kerja yang tidak pantas digunakan
- Perlengkapan
kerja yang tidak ergonomis
- Kondisi
tempat kerja tidak bersih dan rapi
- Mesin
yang mempunyai roda tidak terpasang penutup
- Minimnya
fasilitas pengaman pada tempat kerja
b) Unsafe Action
(Kelengahan/Perlakuan yang tidak aman)
Ada faktor-faktor yang memengaruhi
seorang untuk melakukan tindakan kurang aman saat lakukan tugas, diantaranya :
- Tenaga
kerja tidak paham mengenai : (a) Bahaya-bahaya pada tempat kerja (b)
Proses kerja aman (c) Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (d)
Perintah Kerja
- Kurang
berkualifikasi yakni dalam : (a) Menjalankan beberapa mesin (b)
Menggunakan beberapa alat kerja yang sama sesuai (c) Jenis tugas yang
ditangani
- Penyelewengan
mekanisme management keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yakni : (a)
Tempatkan tenaga kerja yang tidak sesuai bidang kerjanya (b) Penegakan
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang kurang kuat (c) Pola dan
loyalitas keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak memberikan dukungan
(d) Tanggung-jawab keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak terang (e)
Bujet yang tidak memberikan dukungan (f) Tidak ada audit keselamatan dan
kesehatan kerja
Baca Juga Bagian Bagian Motor Matic: 6 Komponen
& Ulasan
Upaya
Pelaksanaan K3 Bidang Otomotif
Upaya-upaya yang sudah dilakukan
untuk pengaturan bahaya pada tempat kerja diantaranya bisa dilaksanakan dengan
membuat standard keselamatan kerja. Yang perlu dilaksanakan atau yang perlu ada
saat pada tempat kerja salah satunya :
- Perlengkapan
pelindung diri yang perlu dikenai karyawan atau seseorang saat dalam
tempat kerja. Perlengkapan pelindung diri salah satunya adalah safety
helmet (helm pengaman), penutup telinga, kacamata pengaman, baju kerja,
safety shoes (sepatu pengaman), masker dan lain-lain.
- Pelindungan
pada beberapa mesin produksi atau perlengkapan-peralatan produksi.
- Atur
proses kerja yang bagus dengan menimbang factor kekuatan manusia,
perlengkapan kerja dan bahan yang ditangani.
- Membuat
pertanda tempat bahaya atau bahan yang bisa membuat bahaya, misanlnya
memberinya pertanda pada beberapa bahan yang beresiko, memasangkan
pertanda peringatan atau batasan antara tempat untuk jalan dan tempat
untuk memproduksi (kerja) dan lain-lain.
- Penyelamatan
tempat kerja jika terjadi bahaya, misalkan lajur penyelamatan bahaya, alat
pemadam kebakaran (APAR), sirene pertanda bahaya, sirkulasi ruang yang
cukup dan lain-lain.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang
Otomotif
Berikut sebagai beberapa macam
keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dalam bidang otomotif:
a) Keadaan Lingkungan
Bengkel Otomotif.
Di bengkel otomotif sebagai
lingkungan kerja dengan detail keadaan yang khusus. Di bengkel otomotif ini,
banyak keadaan yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Dan, faktor berikut
yang semestinya jadi perhatian. Beberapa hal yang jadi perhatian pada K3
bengkel otomotif mencakup:
- Lebar
Ruang Lebar Ruang yang diperlukan untuk membutuhkan service tidak
memerlukan ruang yang besar sekali, sama ukuran 2×2 m telah cukup buat
melakukan aktivitas service. Ruang yang terlampau besar atau yang sempit
tidak bagus untuk praktik service. Pada ruang yang terlampau besar montir
akan kesusahan untuk cari dan membereskan beberapa alat yang tertinggal
hingga bisa menghabiskan waktu sedang pada ruang yang sempit akan batasi
gerakan di saat lakukan aktivitas service.
- Pencahayaan
Ruang Pencahayaan yang diperlukan dalam bengkel adalah pencahayaan dari
tempat terbuka yakni dari sinar matahari. Akan tetapi jika bengkel yang
besar tidak selamanya sinar matahari bisa menyinari semua ruang hingga
jika ruang bengkel yang besar perlu dipertambah pencahayaan dari lampu.
Bengkel yang redup bisa menghancurkan mata dari montir.
- Sirkulasi
Pada bengkel otomotif jika tidak dilaksanakan pada ruang yang terbuka
karena itu perlu seharusnya dibikin sirkulasi udara, karena jika ada hasil
pembakaran dari motor yang buruk bisa hasilkan gas-gas yang beresiko untuk
manusia
- Peletakan
beberapa alat Dalam suatu bengkel otomotif, kita akan menemui banyak hal.
Misalkan bahan yang gampang terbakar, bahan yang licin, tajam, beberapa
alat ukur, dan beberapa alat service. Supaya tidak memunculkan bahaya yang
tidak diharap, beberapa alat itu perlu ditaruh yang rapi dan baik.
Peletakan beberapa alat bisa ditaruh ke almari hingga di saat dipakai bisa
dicari secara mudah.
- Rambu-Rambu
K3 Untuk mengingati berkenaan risiko bahaya di saat lakukan tugas di
bengkel otomotif. Rambu-rambu K3 perlu ditaruh pada beberapa tempat
gampang disaksikan. Karena ada rambu-rambu K3, karyawan semakin lebih
pahami risiko dari bahaya yang diakibatkan di saat lakukan satu tugas
hingga hasil kerja bisa sesuai yang diharap.
b) Alat
Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif.
Dalam proses pelaksanaan K3 di
bidang otomotif maka perlu menyiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan
dalam program ini. Alat dan bahan itu harus kita siapkan di bengkel otomotif
hingga di saat dibutuhkan bisa kita gunakan sebagus-baiknya. Alat dan bahan
yang kita tujuankan mencakup:
- Tabung
Pemadam Kebakaran Ini sebagai alat pemadam kebakaran standard. Dengan alat
ini, karena itu kita bisa mematikan api yang kemungkinan terbentuk di
bengkel otomotif kita. Ini ingat jika beberapa bahan yang kita gunakan di
bengkel otomotif memiliki sifat gampang terbakar.
- Pasir
Pasir yang kita tujuankan dalam masalah ini adalah pasir kering. Pasir ini
kita pakai sebagai penutup lantai yang tergenangi air atu minyak pelumas
yang tumpah. Dengan pasir ini, karena itu curahan minyak kita tutupi hingga
tidak mengakibatkan kecelakaan ketika berada orang yang menginjaknya.
- Kain
Majun Kain majun sebagai beragam kain sisa atau potongan tersisa kaos atau
pakaian yang dapat didapat dari penjahit. Kain ini dipakai sebagai lap
ataupun lebih dikenali dengan majun hingga kebersihan terbangun.
- Serbuk
Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dibuat proses dari
penggergajian kayu. Serbuk ini kita pakai untuk tutup kubangan air atau
khususnya minyak pelumas di lantai bengkel. Konsepnya sama dengan pasir,
tapi dengan memakai serbuk kayu ini, lebih bersih dan gampang dibikin
bersih. Adapun beberapa alat yang diperlukan di saat lakukan service
diantaranya berbentuk beberapa alat ukur, kunci cocok, kunci berlagak,
tang, pelit, sikat, dan oli.
Adapun langkah pengaturan teror
bahaya kesehatan kerja adalah :
- Pengaturan
tehnik: menukar proses kerja, tutup menutup bahan beresiko, memakai
mekanisasi tugas, memakai langkah kerja basah dan sirkulasi penggantian
udara.
- Pengaturan
administrasi : kurangi waktu pajanan, membuat ketentuan K3, menggunakan
alat perlindungan, memasangkan pertanda peringatan, membuat daftar data
beberapa bahan yang aman, lakukan training mekanisme penangganan genting.
c) Keadaan manusia di
bengkel otomotif
Karyawan yang bakal lakukan
aktivitas service perlu mempunyai beberapa dasar pengetahuan berkenaan
kenderaan bermotor karenanya ada pengetahuan yang cukup, selainnya untuk
efektivitas waktu untuk menghindari kekeliruankesalahan pemakaian alat kerja
saat lakukan service hingga bisa memunculkan kecelakaan kerja. Karyawan bengkel
perlu jaga kesehatan karenanya keadaan tubuh yang kurang sehat bisa memunculkan
risiko kecelakaan kerja.
Disamping itu perlu diselenggarakan
pengecekan kesehatan periodik pada karyawan bengkel hingga bisa kurangi risiko
penyakit yang beresiko seperti keracunan gas. Oleh karenanya untuk
memprioritaskan K3 di saat bekerja di bengkel service kenderaan bermotor,
manusia sebagai aktor aktivitas perlu mempunyai kekuatan mengenai service, jaga
kesehatan dan perlu patuhi beberapa aturan K3 yang berada di bengkel otomotif
hingga bisa tingkatkan hasil kerja.
K3 dalam bengkel otomotif
benar-benar diperlukan untuk menghindar kecelakaan kerja, beberapa hal kecil
seperti oli yang bercecran saja bisa mencelakakan beberapa karyawan karena bisa
menyebabkan karyawan tergelincir, bensin yang bertebaran juga beresiko karena
bisa memacu kebakaran, gas buang yang didiamkan dibuang keluar tanpa
filterisasi akan menyebabkan masalah kesehatan. Oleh karenanya keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) penting untuk tugas dalam bidang otomotif. Disamping itu
ada beberapa macam keselamatan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar